-->

Cari tulisan / Find an article

Monday, 8 October 2012

Dengarkan aku Tuhan

Tuhan...
Hidup ini tak sederhana, bukan?
Kehidupan ini luar biasa kompleks ya?
Banyak sekali cabang di sekitarnya
Pada satu cabang, ada lagi banyak cabang
Pada cabang yang lain, ada lagi bermacam-macam cabang
Entah, dimana akan kudapati ujung dari tiap-tiap cabang itu

Tuhan...
Hidup ini rumit
Akan semakit rumit jika aku memikirkannya
Dan begitu sempit jika aku melihat dari satu sisi sudut pandang
Meskipun akan lebih luas jika menilai dari berbagai sisi
Namun, aku akan semakin gamang

Tuhan...
Kau tahu aku begitu lemah
Bahkan untuk berdiri tegakpun tak ada daya
Bagaimana mungkin aku bisa melanjutkan langkahku?
Tapi aku tahu, Tuhan
Engkau slalu ada di sisiku
Engkau tak akan biarkan aku tinggalkan dunia ini dalam kesia-sian

Tuhan...
Satu hal yang bisa aku lakukan
Menyerahkan semuanya padaMu
Dan Engkau kan melihatku
Menapaki hidup ini dengan cara berpikir yang tak lagi sama.



Sampit, 08 Oktober 2012

Monday, 3 September 2012

CURHAT

"Love is to tie our soul"
Do you think so? Do you believe that?
I always think if love always make somebody broke,
Sometimes love is blooming
like athe fragrance of a flowers,
But sometimes is it fading away like a flower too,
love sometimes lasts in love
but sometimes hurts instead...

Monday, 9 July 2012

Cinta Tak Sampai

Hari ini berjalan layaknya hari-hari sebelumnya,takada yg spesial namun ada yg menarik disiang hari ini. Tak kusadari selama ini atas smua yang terjadi membawa dampak yg begitu mengubah hdupku.Dari sbuah tatapan mata kemudian saling mencuri pandang,kini mulai ku menegur dng sapaan ringan "mari mas,"

Akirnya saat yang kunanti,sbuah impian yang selama ini kukira hanya akan menjadi bualanku menjadi sbuah kenyaatan,ketika dia datang untk sekedar menyapaku lalu mengajakkuberkenalan,
"Kok udah sampek jam sgini mbak?temannya blm datang ya?"
"Iya mas,temen-temen masih dijalan mungkin,gak kerja mas?"
"Kebetulan baru tugas keluar mbak,jadi bisa sambil maen cuci mata gitu,hehehehe.."tawanya membuat suasana sedikit mencair dari ketegangan dalam percakapan kami,
"Enak dong mas,"
"Gak juga mbak kalau cuman sendiri kan gak enak mbak,oya aku Iyus mbak sampeyan namanya sapa?" (oh God,jantung ini rasanya mau copot akirnya aku tahu siapa nama lelaki y selama ini kukagumi)
"Oya mas saya Thea,panggil Thea aja mas gak usah pake mbak ya kan udah tahu namaku sekarang,hehehehe..."

Obrolan kami pun berlanjut panjang lebar,siang ini berlalu begitu cepat,2hari kemudian dia datang lagi namun kali ini dia tak sendiri bersama seoran temannya.Kali ini dia mengajaku untuk saling bertukar nomor HP,setelah menobrol cukup lama dia pun berpamitan untuk kembali bekerja.Hubungan kamipun mulai lbh dekat,lebih sering bertemu,mengobrol,makan bareng..
"Thea,udah punya pacar blm?"
"knapa mas kok tanya gitu?"
"Gpp mas takutnya ntar ada yg marah klo Thea mas ajakin maen trus,hehehe"
"ow,blm kok mas I'm still single now,hehehehe.."

Aku mulai merasa ada yg berbeda dari sikapnya akir2 ini,dia lebih perhatian namun mulai protektif denganku.Aku merasa gak nyaman lagi dengan sikapnya yg seperti ini mengaur2 gak boleh ini,gak boleh itu,harus gini,harus gitu!
"Mas maaf aku gak suka sikap mas yg kaya gini ke aku,"
"Aku seperti ini karna aku sayang sama kamu dek,aku gak mau kenapa2!"
"Tapi gak kaya gini caranya mas,lagipula kita gak punya status apa2,jadi sampeyan gak punya hak ngatur2 aku mas..."
"Maaf dek klo aku salah,aku cuman kawatir sama sampeyan dek.."

Stelah kejadian itu aku mulai sedikit demi sedikit menjauh darinya,namun tetap saja dia selalu datang dalam hidupku.Mengapa dia tak berani menyatakan perasaannya klo dia memang benar2 sayang sama aku.Tebing diantarakami begitu curam sikap kami yang sama2 keras membuat kami sering beradu pendapat,sebab lain yg membua kami tak bisa bersatu adalah keyakinan,ya kami berbeda agama.

Hal ini yg akirnya menjadi pemisah diantara kami,hingga saat ni aku tak bisa memungkiri jika kehilangan ssok y begitukusayangi yg bisa melengkapi hidupku.Tapi inilah hidup,inilah saat yang begitunmenghancurkan hatik berkeing2 ketika kami putuskan untuk menjalani hidup kami masing2 tanpa saling ada hubungan lagi.
Makasih mas Iyus sampeyan dahkasih banyak artidalam hidupku walau kita tak bisa bersama,namun aku akan selalu mengingat hubungan yg pernah ada dan begitu indah ini.

Friday, 29 June 2012

DILEMA

Ada rasa yang berbeda...
Kau yang biasa penuh sapa,
Hilang ntah kemana
Hadirkan sbuah arti kejenuhan..
Berikan lamunantak berarti
Yang makin remukan hati
Kegundahan meraja dalam diri,
Penuh tanya tanpa ada sbuah jawab
Inikah awal dari sbuah "KEHANCURAN" ??

Wednesday, 13 June 2012

PENANTIAN

PENANTIAN

Dalam keheningan malam
Hembusan angin mulai menyapu lembut dalam diri
Kegundahan mengetuk dihati
Kubertaya dimanakan engkau??
Kunanti dan slalu kunanti,
Akan hadirnu dalam hariku...
Mengisi stiap jengkal langkah,
Stiap detik waktu yang berlalu bersama
Ada impian yang siap kuraih
Ketika kau yang kunanti,
Hadir sempurnakan hari-hariku
Hangatkan jiwa,menggapai assa..


Dorotea,June

Langit Jingga Parangtritis


Aku terdiam, menatap jauh ke langit jingga pantai Parangtritis. Masih terngiang kata kata terakhir yang diucapkannya.  Kata kata yang menjadi dinding pemisah di antara kami. Kata kata yang menyiratkan kekecewaan akan sebuah penantian.
*********
“Mas,sebenarnya apa yang kamu rasakan padaku? Perhatian yang selama ini kamu berikan itu apa? Selama Ini, apa yang sebenarnya kamu mau dari aku mas?”
“Win, aku ga punya maksud buat kamu merasa ga nyaman. Aku juga ga ingin kamu menyimpan banyak pertanyaan seperti ini. Aku sayang sama kamu Win, tulus.”
“iya, kalau begitu kenapa mas ga pernah ngungkapin perasaan mas padaku. Mas hanya ngasih perhatian. Mas buat aku merasa tenang.  Buat  aku merasa nyaman saat di samping mas. Mas hampir selalu ada saat aku butuh dukungan, saat aku butuh masukan. Tapi, kenapa selama ini mas hanya diam dengan hubungan kita yang ga jelas. Apa mas suka sama orang lain?”
“No, absolutely not. Aku ga punya pacar. Kamu tahu sendiri kan, aku sudah lama ga punya pacar.”
“Iya, aku tahu. Tapi kenapa selama 2 tahun kita berhubungan dekat seperti ini, mas ga pernah minta aku menjadi pacar ato kekasih mas. Kenapa mas?”
“Win, aku suka sama kamu, hanya saja saat ini aku sedang ingin mengembangkan diriku sendiri. Mengasah kemandirianku. Dan aku ga ingin membuat hubungan yang memecah konsentrasiku.”
“Memecah konsentrasi??? Teori apa itu. Apa karena selama ini aku lebih sering ngrepotin mas dengan sikapku yang cengeng dalam menghadapi masalah. Ato karena aku selalu bertanya tentang hal hal yang menyangkut kehidupan pribadi….”
“Winda, kamu bukan gadis cengeng. Justru di mata  aku kamu gadis yang kuat. Kamu udah banyak mengalami masalah yang ga seharusnya dialami oleh gadis seusia kamu. Kamu juga sudah mengalami pahitnya hidup dalam keluarga yang ga utuh. Tapi kamu tetep bertahan. Dan itu salah satu hal yang aku suka dari kamu.”
“Mas, aku lelah. Lelah dengan semua perhatian yang sampeyan berikan. Lelah denga semua perasaan yang ga ada kejelasanya.”
.

Tuesday, 27 March 2012

Sebuah Perjalanan Pulkam


Pagi mulai cerah, udara Jakarta kembali sesak oleh asap asap bajaj dan angkot. Dan Aku di sini, duduk menunggu ular besi menghampiriku di stasiun Senen. Sambil kupandangi seseorang di hadapanku. Seseorang yang rasanya tak asing lagi, namun juga Aku tak tahu siapa namanya. “Ah mungkin hanya perasaanku  saja “ gumamku dalam hati. Sweater merah dengan celana jeans yang tidak bisa dibilang ketat tapi juga tak bisa dibilang longgar. Rambutnya terurai sampai ke bahu, bahkan lebih. Menikmati secuil roti di pagi hari sambil asyik BBMan ria. “Hm... Kenapa aku jadi memperhatikan dia ya?” tanyaku pada diriku sendiri. “Ah bodo’, mending aku main game, Zombie, I’m coming....”.
“Ayo bertanding main Zombie...” sahut temanku dari belakang. “Eh chuy, ada cewek cantik” lanjutnya.
“Mana?”
“Tu yang pake sweater merah. Gile bro... Tu orang ato malaikat, asolole....”
“Ah biasa aja, dari tadi juga aku udah liat”
“Masa?”
“Iya”
“Eh tau ga dia datang ma siapa?”
“Mana aku tahu, aku bukan bapaknya”
“Kenalan yuk”
“Heleh... Omdo.. Mana berani U..”
He he he…” Dan kami pun sejenak melupakan gadis itu, asyik mempertahankan hidup dari serangan Zombie yang datang berturut turut.
Tak terasa waktu telah semakin siang, dan kami pun mulai lelah bertarung dengan pemakan otak yang tak kenal ampun.   Ular besi datang menghampiri, gerbong  1 no 10A dan 10B.
“Tumben keretanya sepi, biasanya padat”
“Iya, eh liat, itu kan gadis yang duduk di seberang kursi kita tadi.”
“Iya, nah sekarang berani kenalan ga? Mumpung masih di kereta, tar kalo udah turun nyesel  lagi. Jadi hantu penasaran loe…”
“Ah loe aja, lagi males nieh”
“Heleh, bilang ja ga berani..”
“Coba… U berani ga?”
“Oke…”
Kursi 6A, Gerbong no 1. Sweater merah, celana jeans. Tas hitam merk Polo, rambut terurai ke bahu dengan jam tangan keemasan. Kulit wajahnya putih bersih. Fiuh… Cantik sekali gadis ini.
“Permisi… boleh duduk di sini” sapaku sambil menunjuk  tempat duduk di sebelahnya.
“Yup silakan” jawabnya singkat –sambil cuek sebenarnya-.
Akupun duduk di sebelahnya, kemudian ku buka HP Sony Ericsson jadul yang tidak ada pesan ataupun panggilan. Kusibukkan diri dengan ber Facebookan ria, berusaha mengimbangi cueknya dia. “Pop mie.. Kopi… Susu jahenya mas, yang ngopi yang ngopi” tawar seorang pedagang sambil lalu di samping “tempat dudukku” yang baru. Aha…. Muncul ide iseng dalam otakku. Ku pesan satu Pop Mie rasa baso sapi. Setelah beberapa menit berlalu, -sambil sebenarnya males- kusantap  Pop Mie di tanganku.
“Makan mbak..”
“Ya makasih”
Dilepasnya sweater merah, sambil mengipas-ngipas tubuhnya dengan tangan yang mungkin tak banyak efeknya. Kereta bisnis memang terasa panas saat sedang berhenti.
“Panas banget yach..”celetuknya tanpa kusadari
“Ehm… iya beginilah kereta bisnis kalo sedang berhenti” jawabku sambil menelan Pop mie. “Emang turun di mana mbak?”
“Turun di Kutoarjo, mas turun di mana? Jogja?”
“He eh” ku buang bungkus Pop mie keluar jendela kereta kemudian ku minum Aqua dari botol yang sudah ku bawa.
“Liburan ato pulang kampung?”
“Liburan, ke tempet nenek aja. Pengen lari dari bisingnya Jakarta”
“Emang dikejar kejar ya?”
“Iya, sampai terbawa mimpi malah” jawabnya sambil tersenyum. Ah.. manis sekali senyumnya.
Sembari kereta terus berjalan, kamipun mulai saling bercerita dan bercanda. Karena aku juga sudah lama tinggal di Jakarta, tidak sulit untuk membuat pembicaraan nyambung. Dan kamipun semakin akrab. Tak tahu sudah berapa jam kami ngobrol dan bercanda tanpa henti.
Aku berdiri, lantas berpura-pura memutar badan, meregangkan punggung. Ku lihat temanku hanya tersenyum-senyum melihat aksiku. Diacungkannya jempol tangan kanannya sambil berkata “Boleh juga loe”
Yuli, Yuliana Indahsari itulah namanya. Bintangnya Leo sama denganku. Dia juga cerdas, setidaknya lebih cerdas dari aku –emang aku cerdas?, gaje iya-. Cukup tinggi, 163 cm dengan berat badan 50 kg. ideal memang. S1 Universitas Indonesia tahun lalu lulusnya, tinggal di Kramat Kwitang bersama ayah ibunya sejak kelas 5 SD. Sebelumnya diasuh neneknya di Kutoarjo.

“Eh Zi, kok aku ngrasa pernah ketemu U ya sebelumnya”
“Di mana? Di rutan? Apa di kebun binatang”
“Ha ha ha, serius tau. Kayaknya udah kenal lama gitu. Udah familiar banget rasanya ngobrol sama U”
Aha… tinkkkkk. “ Masa? Mana ada ketemu aku sebelumnya. Aku aja baru kali ini ketemu sama gadis secantik U”
“Deni Cagur banget…. Gombal”
“Ha ha ha. Kan lagi nge-trend”
“Eh serius tau. Kayak udah kenal lama…..banget”
“Ya mugkin sekedar cocok aja”
Pembicaraan terus berlanjut, tak terhitung topic yang kami bicarakan. Hobi, masa lalu, rencana ke depan, film, bahkan politik. Hampir hampir kami menjadi politikus jika saja kereta tidak melambat. Tak terasa ternyata stasiun Kutoarjo sudah di depan mata.
“Cepet banget, ga terasa ya?” Tanya Yuli retorik
“Ehem”
Bergegas ia mengambil tas hitamnya sambil menuju pintu keluar yang tidak banyak orang antre karena memang kereta tidak penuh.
“Gimana kalau 1 tahun lagi kita ketemu di kereta ini”
“Ha ha ha, FTV banget” jawabku sambil tertawa
“Serius, kan kalau jodoh pasti ketemu lagi. Ya kan?”
“Ha ha ha. It’s real world girl. But thanks for the conversation, I enjoyed it much”
“Me too. See U 1 year later” sahutnya sambil keluar dari kereta dan melambaikan tangan
Wow, masih saja aku terpana dengan kecantikannya. Yuliana Indahsari, 10 Maret 2012. Sebuah perkenalan yang menyenangkan mengisi perjalanan pulang melepas kepenatan setelah BMC.